Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 25 Agustus 2015

Hang Out di Restoran Cimory Riverside, Puncak

Item bambu ulir bunga matahri sebagai partisi ruangan
Sangat mudah menemukan Restoran Cimory Riverside. Bangunannya cukup besar dengan area parkir yang cukup luas. Dari arah Puncak (atas) resto ini berada tepat di sisi kiri jalan, tak terlalu jauh setelah kita melewati Resto Cimory Mountainview, Hotel Taman Teratai, dan pintu masuk Taman Matahari yang ketiganya berada di sebelah kanan jalan. Sistem parkir Rp. 3000/12 jam seakan menguatkan image resto ini sebagai tempat berlama-lama hang out dan beraktivitas bersama keluarga, tak hanya restoran biasa di mana kita segera pergi sehabis bersantap.
Kami tiba di sini setelah sebelumnya menginap di Hotel Caravan, Taman Safari (catatan perjalanan Hotel Caravan bisa dibaca di sini...) sekitar pukul 15.30. Cukup banyak pengunjung sudah berada di sana. Langit tampak berawan, namun tidak gelap. Kami memilih meja di luar ruangan, tepat di tepi pagar ke arah aliran sungai Ciliwung agar dapat menikmati suasana tepian sungai yang tampaknya memang menjadi jualan utama resto ini.

Pintu masuk resto dari arah area parkir mobil (kiri); suasana tepi Ciliwung dilihat dari meja kami (kanan)

Qadarullah akhir September 2015 itu memang masih musim kemarau panjang, terlihat pada foto di atas bahwa aliran sungai Ciliwung yang biasanya deras di tempat ini justru tampak surut dengan hanya sedikit air di sisi kiri badan sungai. Semoga Allah berkehendak segera menurunkan hujan.
Setelah menempati meja, kami segera memesan makanan. Sambil menunggu hidangan datang, suami dan anak-anak cowok shalat ashar duluan, lalu kami dan Dinda setelahnya. Mushalla terletak di lantai dasar. Mushalla wanita dan pria terpisah, demikian juga toilet dan tempat wudhu. Semua tampak bersih, tanda dirawat dengan baik.
Di lantai dasar ini juga resto menyediakan arena bermain anak-anak yang sayangnya tidak bisa kami potret karena kamera dan HP kami kompak lowbat. Jadi kami hanya bisa mengambil beberapa foto yang kami anggap penting saja.


Menjual suasana dan pemandangan yang memang juara, harga hidangan di Cimory Riverside tergolong tidak murah meski memang cita rasanya enak bin maknyusss. Worth trying lah. Mereka menyediakan menu masakan Indonesia, Barat, dan Aneka. Saat itu kami memesan sosis Spiral Kandler dan Ring Sausage, serta Iga Bakar Komplit.
Pigura 3D bunga bola, detil klik di sini...
Iga Bakar Komplit di sini porsinya cukup banyak dan bumbunya juga nendang, tetapi nasinya kami nilai terlalu sedikit sehingga kami memesan 2 porsi nasi putih untuk mengimbanginya (pasnya sih 1,5 porsi...), sekalian sebagai teman makan sosis bagi anak-anak. Dua jenis hidangan sosis ini memang bisa juga dijadikan lauk pula untuk nasi putih sebagai hidangan utamanya.

Harga rata-rata makanan adalah Rp.40.000-an per porsi. Resto Cimory mengenakan pajak servis sebesar 5%, dan pajak lain (di kuitansinya tertera P31) sebesar 10%. Cukup tinggi pajaknya. Perhitungan pajak di sini mirip prinsip bunga berbunga, yaitu harga total makanan-minuman dikalikan 1,05 dulu (kena pajak servis), baru kemudian totalnya dikenakan lagi pajak 10%. Jadi total pajaknya bukan 15,0%, melainkan 15,5%.
Catatan lain adalah Iga Bakar-nya datang sangat terlambat, jauh setelah kedua piring sosis habis sehingga anak-anak tidak bisa menjadikan sosis itu sebagai lauk gara-gara 2 porsi nasi putih yang kami pesan datang berbarengan dengan Iga Bakar. Saat Iga Bakarnya datang dengan 2 porsi nasi, nasinya malah jadi agak kebanyakan. Untung 1 porsi nasinya masih bisa di-cancel. Pelayan restoran di sini jumlahnya cukup banyak, tetapi kurang bisa memberikan kepastian order tamu jadi dibuatkan atau tidak, dan kapan datangnya.
Selain itu kami juga mencoba Banana Split. Sayangnya es krim di banana split kami sudah agak cair ketika sampai di meja kami... Untuk minumannya kami tentu memilih susu Cimory aneka rasa, khas resto ini deh pokoknya... Overall, banana split dan susu Cimory semua enak rasanya.


Meski sempat diselingi gerimis ringan sehingga kami buru-buru pindah ke meja di dalam gedung, anak-anak tampak enjoy. Gerimis tadi tampaknya hanya sekedar lewat, ia cepat berhenti. Sehabis bersantap kami sempat turun ke tepian Ciliwung untuk menikmati suasana...
Sekitar pukul 17.00 kami sudah bergerak meninggalkan restoran ini. Jalur Puncak satu arah ke Jakarta (bawah) sehingga perjalanan kami ke gerbang tol Ciawi lancar jaya. Sempat turun hujan deras sekali dari Ciawi hingga selepas Bogor, namun kemudian berangsur reda hingga kembali kering sama sekali menjelang Cimanggis.

Rekomendasi aktivitas di Cimory Riverside :
* Resto buka pukul 10 pagi hingga malam, kita tidak bisa sarapan di sini. Brunch sih masih bisa...
* Manfaatkan kelonggaran aturan parkir Rp. 3000/12 jam, kita bisa berlama-lama hang out di sini.
* Anak-anak bisa bermain di arena permainan anak. Jenis permainanya cukup banyak.
* Turunlah ke bawah untuk jalan santai menyusuri trek tepian Ciliwung yang beralaskan papan. Gemericik air bisa membuat kita lebih rileks.
* Makan siang atau malam.
* Belanja produk-produk olahan susu, yoghurt, bakery, dan coklat di Supermarket Chocomory.
* Belanja produk fashion dan batik di lantai dasar Supermarket Chocomory.
* Kalau punya waktu luang yang amat longgar, kita bisa mengikuti presentasi tentang coklat dan Chocomory, mengikuti sesi praktek pembuatan coklat, serta melihat kegiatan produksi coklat Chocomory meliputi jenis Crispy Matcha, Chocoreo, Mocha Crunch, Corn Flakes, dan Water Finger.

Baca juga :
* Catatan perjalanan Hotel Caravan dan Safari Malam, klik di sini...
* Catatan perjalanan tea walk di Riung Gunung, klik di sini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar