Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 25 Agustus 2015

Hotel Caravan dan Safari Malam di Taman Safari Indonesia Cisarua, Puncak

Ingin mencoba dan merasakan menginap di dalam caravan di tengah alam, kami menjatuhkan pilihan liburan akhir pekan 26 September 2015 di Hotel Caravan Taman Safari
Cisarua, Kabupaten Bogor.
Untuk menjajal Hotel Caravan ini, kita harus melakukan pemesanan terlebih dahulu di nomor telepon +62-251-8250 000 atau via email : reservation@tamansafari.com.
Saran kami adalah lebih baik via telepon, karena Mbak customer service-nya sangat komunikatif dan membantu dengan aneka informasi yang bermanfaat. 
Bambu ulir polos, detil klik di sini...
Harga Hotel Caravan ketika itu adalah Rp. 1.450.000 (1 unit caravan, kapasitas 4 orang), sudah termasuk 4 tiket masuk Taman Safari Siang atau Malam seharga @ Rp. 150.000. Karena kami sekeluarga terdiri dari 5 orang, maka nanti tinggal beli 1 tiket masuk lagi untuk masuk ke Safari Malam yang memang sudah kami rencanakan pula berbarengan.
Tambahan biaya lain hanya tiket masuk mobil ke dalam Safari Malam sebesar Rp. 15.000 yang memang belum di-cover oleh harga Hotel Caravan tersebut.
Sebagai tanda reservasi, kami melakukan transfer deposit sebesar Rp. 800.000 (dipersyaratkan minimal 50%). Taman Safari rupanya menggunakan Bank Permata. Sisa Rp. 650.000 bisa dibayarkan langsung di reception hotel saat kita datang (hari-H).
Check in time Hotel Caravan adalah pukul 14.00, dan check out 12.00. Namun demikian Mbak CS-nya menjelaskan bahwa manajemen Hotel Taman Safari sangat fleksibel mengenai hal ini. Jika tamu sudah tiba sebelum pukul 14.00 dan kamar sudah kosong/siap, maka tamu dipersilakan masuk.
Benar saja, kami sudah tiba di reception sekitar pukul 12 lebih sedikit dari Riung Gunung di bilangan Puncak Pass (cerita perjalanan kami di Riung Gunung bisa klik di sini...) dan langsung bisa masuk ke caravan karena unit caravan ketika itu memang sudah siap.

Setiba di lokasi Taman Safari kita jangan ambil antrian kendaraan masuk, tetapi belok ke sebelah kanan ke arah Hotel Safari Lodge. Terdapat area parkir yang cukup luas di sini, kita dapat langsung menuju reception Safari Lodge. Kita harus menyerahkan bukti transfer deposit dan KTP asli, lalu kita akan langsung diantar oleh petugas hotel menuju caravan. 
Sebagai informasi tambahan, Taman Safari menyediakan beberapa pilihan penginapan yaitu caravan (26 buah), bungalow/villa Zebra 2 dan 3 kamar, dan kamar hotel Safari Lodge. Jenis caravan sendiri terdiri dari Caravan (kapasitas 4 orang) dan Caravan Rhino (2 orang). Jenis Caravan Rhino memiliki desain unik di mana caravan ini dimodifikasi berbentuk badak, namun hanya tersedia 1 unit saja.
Area Hotel Caravan terletak di sebelah Safari Lodge. Terdapat gapura besar sebagai penanda pintu masuk. Kami sangat kagum dengan lingkungan area ini yang dijaga mendekati keadaan alami hutan tropis... sangat fresh dan hijau alami. Tak sampai 5 menit bermobil kami sudah tiba di caravan no. 14 dengan dekorasi sticker bergambar gajah. Tiap caravan memiliki tempat parkir mobil sendiri di dekat beranda pintu masuk. Beranda ini dilengkapi sepasang kursi santai rotan sintetis.
Gapura bertuliskan 'CARAVAN' sebagai tanda masuk area caravan (kiri); jembatan masuk di dalam area caravan, jangan khawatir tersesat di dalam sini karena terdapat penunjuk arah yang lengkap (kanan). Area caravan ini tidak terlalu luas, kita bisa berjalan santai dari Safari Lodge ke caravan kita di dalam. 

Tiap caravan dinaungi oleh tenda besar berwarna hijau-kuning agar tidak terpapar panas dan hujan secara langsung yang dapat mengurangi kenyamanan tamu. Awalnya kami ragu dengan luas ruangan di dalam caravan, apakah memadai untuk tidur dan bersantai dengan keluarga? Namun ternyata kami salah besar. Tidak seperti bayangan kami semula bahwa caravan ini hanya berukuran maksimal sebesar minibus L300/minibus travel, caravan yang digunakan sebagai kamar di sini ternyata lebih besar. Luas ruangan di dalamnya menurut kami sangat memadai. 

Tiap caravan yang berdimensi sekitar 7,0*2,5m ini dibagi menjadi 3 ruangan yaitu kamar tidur utama yang berukuran sekitar 2,5*2,5m, ruang tengah/fungsional 2,5*3,3m, dan kamar mandi 2,5*0,8m. Kamar tidur utama memiliki sebuah ranjang double dengan 2 meja sudut di kiri-kanannya. Ruang tengah dilengkapi sebuah ranjang susun single, sofa-meja, rak TV merangkap lemari kecil dan tempat kulkas mini, serta TV tabung/CRT 21 inch. Kamar mandi memiliki kloset duduk, wastafel, serta area basah shower. Air panas lancar dan tingkat panas-dinginnya dapat dikontrol dengan baik.Interior caravan dilapisi semacam kulit kayu sintetis, plafonnya menggunakan bahan kayu lapis, serta lantainya keramik. Bagian dalam caravan nampak rapi dan bersih, tidak ada debu. Kamar tidur utama dan kamar mandi memiliki pintu geser agar fungsional namun tetap hemat ruang. Caravan juga telah dilengkapi pemanas air (water boiler) dengan sachet-sachet berisi gula, kopi, dan teh. Terdapat sebuah outlet/colokan listrik di ruang tengah.
Sedikit catatan adalah bahan keramik ruang tengah cenderung lama keringnya jika basah meski sebenarnya sudah ada keset di depan pintu kamar mandi, padahal anak-anak sering keluar-masuk kamar mandi. Agar ruang tengah caravan ini tidak basah dan terkesan kumuh, maka kami meletakkan keset pintu masuk di sini pula. Dengan adanya 2 keset ini maka lantai ruang tengah menjadi kering dan lebih nyaman...
 Ruang shower (kiri); kamar tidur utama (kanan)

 Kloset dan wastafel di dalam kamar mandi

 Ruang tengah yang fungsional meski compact

 Beranda caravan yang cocok untuk duduk-duduk sambil makan pop mie dan ngopi hangat. Lantai di sini hampir selalu terasa dingin, lebih nyaman gunakan sandal hotel yang tersedia. Saat kami menginap di sini memang sedang musim kemarau sehingga lantai beranda relatif tidak becek dan selalu bersih. Saat musim hujan kemungkinan lantai beranda ini lebih basah dan becek. Di beranda ini sudah tersedia sapu dan pel yang bisa digunakan untuk membersihkan beranda agar tetap nyaman. Juga telah tersedia tempat sampah... ingatlah untuk tidak membuang sampah sembarangan.

 Hotel sudah menyediakan 4 botol air mineral dan 4 botol teh kemasan di dalam kulkas mini. Di dalam freezer-nya juga sebenarnya telah tersedia ice cube. Tetapi tampaknya anak-anak saat itu tidak berminat minum dengan ice cube karena udara memang sudah dingin...

Telah tersedia 4 botol air mineral dan 4 botol teh kemasan di dalam kulkas, serta 4 set sabun dan sikat-pasta gigi. Persediaan air sangat cukup menurut kami karena lokasi ini sejuk sehingga kita cenderung tidak merasa haus.
Caravan ini tidak dilengkapi AC karena udara yang memang sudah sejuk alami. Hanya terdapat kisi-kisi udara berpenutup kasa nyamuk di banyak tempat di langit-langit caravan yang berfungsi layaknya blower AC. Jendela caravan yang juga berkasa nyamuk dapat dibuka untuk memasukkan lebih banyak udara segar. Hanya satu jendela di pintu caravan yang tidak dilengkapi kasa nyamuk, jadi jangan sampai lupa menutup jendela geser ini jika membukanya, kecuali jika memang Anda berniat menjadi donor darah untuk para nyamuk...

 Terdapat dua buah ayunan tepat di hadapan caravan yang kami tempati (kiri); tanaman bunga bertumbuhan subur di seputaran area caravan (kanan)

Setelah sejenak beristirahat, shalat zuhur, menjelajah sekitar caravan, dan shalat ashar setelah masuk waktunya, anak-anak ribut minta berenang. Area Hotel Caravan memiliki sebuah kolam renang anak (kedalaman 50~90cm) di dekat Restoran Caravan. Kami berjalan kaki saja dari caravan ke kolam karena memang tidak jauh (setelah sekali melalui jalur ini bersama kami, anak-anak sudah berani bolak-balik caravan-area restoran). Melalui jalan ini kami akan melewati kandang rusa Timor, siamang (pantas saja sejak tiba di caravan kami selalu mendengar lolongan kera, ternyata siamang inilah yang terus bernyanyi), serta kandang kura-kura kaki gajah. Selepas kandang beberapa hewan ini kami sudah tiba di restoran. Di dekat kolam renang ini juga sebenarnya ada 2 kolam jacuzi kapasitas 4 orang masing-masing kolam yang bisa disewa. Kolam renang anak di sini bersih, namun airnya itu lho yang dingin meski hari masih siang. Anak-anak hanya sebentar bermain air di sini karena memang dingin sekali.
 Rusa Timor (kiri); area terbuka Restoran Caravan (kanan)


 Melihat 2 lapangan bulutangkis yang mulus di samping kolam renang kami jadi menyesal tidak membawa raket (kiri); di seputaran kolam renang pun banyak tanaman bunga (kanan)


Mental Indonesia : baju renang basah dijemur di beranda...
Safari Malam dimulai tepat pukul 18.30 (benar-benar tepat, lho... jika kita tiba di loket terlalu cepat maka kita harus menunggu hingga pukul 18.30). Segera setelah shalat maghrib di caravan, kami sekeluarga menuju ke loket masuk. Bagi tamu Hotel Caravan yang sudah memiliki 4 tiket masuk (4 tiket itu bisa digunakan untuk Safari Siang maupun Safari Malam), kita dapat langsung mengarahkan mobil ke lajur loket masuk paling kanan, tepat dari belokan Safari Lodge. Di loket kami tinggal menunjukkan lembar merah Free 4 Tiket dari Hotel Caravan (lembar ini jangan sampai hilang!) dan membeli 1 tiket masuk tambahan (Rp. 150.000) dan tiket mobil (Rp. 15.000). Setelah masuk, ikutilah tulisan 'Safari Malam' yang terbuat dari lampu yang dinyalakan pada waktu malam. Kita akan diarahkan untuk memarkir kendaraan di area Parkir A (dekat Plaza Gajah). Segeralah mendaftar ke Reservation di depan Plaza Gajah (samping Restoran Rainforest) untuk mendapatkan kartu antrian Kereta Safari Malam. Tanpa kartu antrian kita tidak akan bisa naik ke Kereta Safari Malam. Lebih baik segera mendaftar agar kita masih memiliki cukup waktu bermain di Arena Permainan setelah selesai ber-Safari Malam.

 Suasana loket Safari Malam (kiri); segera menuju Reservation di depan Plaza gajah (kanan)

Pakailah gelang Safari Malam (kiri); kartu antrian Kereta Safari Malam untuk 1 keluarga/kelompok (kanan)


Kereta Safari Malam
Kereta Safari Malam sebenarnya adalah kepala truk yang sama dengan yang digunakan sebagai mobil keliling pada Safari Siang (mobil terbuka). Konsep Safari Malam yang menggunakan mobil terbuka berbeda dengan Safari Siang yang menggunakan mobil pribadi (kita ada di dalam mobil tertutup). Jalur yang akan kita masuki pada Safari Malam adalah jalur yang sama dengan Safari Siang : melewati area hewan herbivora dan karnivora. Safari Malam memang menawarkan sensasi yang berbeda dengan Safari Siang karena suasana yang gelap membuat kita harus extra awas mengamati sekitar (walaupun tidak se-extrim bayangan kami semula bahwa kita bisa melihat predator nocturnal seperti jaguar berburu mangsanya langsung di depan mata). Kalau tidak, kita tidak akan bisa melihat satwa yang tengah beraktivitas di tengah kegelapan. Karena hal ini jugalah, foto-foto kami selama ber-Safari Malam tidak ada yang jadi...


Setelah sekitar 30 menit berkeliling di trek Safari Malam, Kereta akan berhenti di depan Baby Zoo. Selesailah trek Safari Malam. Kita kemudian bisa melanjutkan bermain di Arena Permainan. Pada pukul 22.00 akan digelar Fire Dance di Plaza Gajah sebagai acara puncak sekaligus penutup Safari Malam. Kami memilih menonton Fire Dance sambil makan malam di lantai atas Restoran. Sepertinya ini adalah tempat terbaik untuk menyaksikan Fire Dance...


Dinda dan teman baru kita, Musa, yg baru kami kenal saat qadarullah bermain bersama-sama sejak dari Baby Zoo (kanan)


 Ngemil jagung-keju untuk melawan udara dingin (kiri)

 Menonton Various Animal Show sembari menunggu Fire Dance (kiri); rangkaian Fire Dance Show berisikan Percussion Band ala Chef-Comedy seperti tampak pada foto, akrobat, komedi-badut, dan fire dance sebagai acara puncak (kanan)

 Menonton Fire Dance Show bisa dilakukan dari lantai atas Restoran Rainforest sembari makan malam


Pepohonan tinggi di area caravan, pagi hari...
Sekitar pukul 22.45 kami kembali ke caravan, shalat isya, lalu langsung bersiap tidur. Suasana di caravan sangat alami, bagaikan menginap di tengah hutan. Suara lolongan kera di kejauhan sesekali terdengar, ditingkahi nyanyian jangkrik yang tak putus-putus. Saat musim penghujan mungkin kita juga bisa mendengar orkes katak bersahut-sahutan dari kolam. Tadinya kami berpikir kita akan mendengar pula auman singa, tetapi ternyata tidak.
Udara sangat dingin, kami tidur dengan jilbab lengkap dan selimut. Anak-anak pun tidur dengan tetap mengenakan jaket. Semua terlihat letih dan segera terlelap. Awalnya kami berniat akan duduk-duduk sebentar sambil minum kopi hangat di kursi di beranda, namun udara dingin membuat kami mengurungkannya...

Keesokan harinya kami bangun awal, shalat subuh, lalu anak-anak yang masih mengantuk kembali tidur. Kami dan suami memilih berjalan-jalan pagi ke arah Safari Lodge, lalu kembali berjalan santai ke caravan. Lumayan... cukup menghangatkan tubuh (di rumah, esok harinya baru terasa kaki agak pegal... hadeuh...).
Sarapan pagi tersedia di Restoran Caravan mulai pukul 7. Karena anak-anak masih agak mengantuk kami naik mobil ke dekat restoran. Ternyata ini pilihan yang buruk karena area parkir dekat restoran yang tidak luas penuh sesak oleh mobil tamu caravan... Masuknya sih mudah karena kami datang awal, tetapi keluarnya sulit karena parkiran sudah penuh. Lebih baik jalan kaki saja sebenarnya, hitung-hitung gerak badan...
 Suasana Restoran Caravan lantai atas (kiri); sebenarnya kita bisa juga sarapan di area terbuka lantai bawah (kanan)


Pilihan menu sarapan di sini tidak terlalu istimewa. Setidaknya tersedia nasi putih, nasi hainan, telur dadar atau mata sapi, bubur ayam, sejenis soto, mie, bakwan, dan roti tawar dengan selai-mesis. Minumannya air mineral, kopi, dan susu hangat. Buah-buahan pun tersedia.

Sekitar pukul 11 kami check out di Safari Lodge. Dari sana kami kembali masuk secara gratis ke Arena Permainan Taman Safari, cukup dengan menunjukkan lembar merah Free 4 Tiket dari Hotel Caravan  dan 1 lembar tiket masuk tambahan yang telah dipakai untuk Safari Malam sebelumnya (ingat, 2 lembar tiket ini jangan sampai hilang!). Kita memang masih dapat menggunakan tiket-tiket masuk ini HANYA untuk masuk ke Arena Permainan dan Animal Show, tetapi tidak bisa masuk ke trek Safari Siang atau bermain gratis di Arena Permainan (perlu gelang Safari Siang). Kami tidak tahu pasti apakah kita seharusnya membeli tiket masuk mobil lagi (yang Rp. 15.000) atau tidak, karena saat kami menanyakan hal ini ke petugas loket (kami pikir seharusnya ya), ia hanya mempersilakan kami langsung masuk tanpa membayar tiket mobil lagi dan tanpa menjawab secara pasti.  Ya sudahlah, toh kami sudah berniat baik...
Kami langsung menuju parkir atas (bukan Parkir A di dekat Plaza Gajah) yang lebih dekat ke area Animal Show. Seharusnya tiap pengunjung meminta jadwal Animal Show di loket masuk karena kami menemukan banyak pengunjung yang tidak mengetahui jadwal show sehingga berulang kali kami memberi tahu mereka dan menyarankan show mana yang sebaiknya dilihat (terkait jauh-dekatnya lokasi dan waktu pertunjukan).

Jadwal show pertama adalah Elephants Show (pukul 11.30). Kami agak salah lokasi karena kami berpikir lokasinya di atas. Ternyata di sini adalah tempat naik gajah bagi pengunjung yang berminat. Elephants Show sendiri digelar di Plaza Gajah bawah. Karena malas jauh-jauh turun lagi, kami berganti ke Sea Lions Show saja yang juga berlokasi di atas dan berjadwal sama pukul 11.30. Tiap-tiap Animal Show berlangsung selama sekitar 30 menit.
 Selain mempertunjukkan keahlian tiga singa laut yang tampil seperti melompat, berbaris, menyundul bola, dll., pesan untuk menyayangi dan melindungi satwa juga amat kental disuarakan di sini. Selain itu juga diinformasikan beberapa hal seputar singa laut seperti berjalan hanya dengan 2 sirip depannya (anjing laut berjalan dengan 4 sirip depan-belakang), tidak memiliki daun telinga, serta bahwa singa laut yang bertaring ini sebenarnya adalah hewan buas meski tampak jinak dan lucu.

Sambil menunggu pertunjukan berikutnya (Dolphins Show, pukul 13.00), dari lokasi Sea Lions Show kami mengambil jalan belakang langsung ke Masjid yang berada tepat di samping untuk melaksanakan shalat zuhur. Dari situ kami masuk ke Area Penguin Humboldt (Spheniscus humboldti) yang berbentuk replika kapal layar Penguin Expedition untuk menyaksikan tingkah lucu penguin-penguin berukuran kecil (tinggi 50~70cm, berat 3,5~6kg) yang dapat hidup di udara relatif panas pantai Peru dan Chile ini, lalu sempat juga mampir ke Area Primata.

 Penguin Humboldt (kiri); Bekantan (tengah); Lutung (kanan)

Dolphins Show mempertunjukkan kecerdasan lumba-lumba dalam berhitung, menolong manusia yang tenggelam, melompat, menyundul bola, dll. Selain itu juga disampaikan informasi bahwa sebutan 'Ikan Lumba-Lumba atau Ikan Paus' sebenarnya tidak tepat karena lumba-lumba dan paus bukan ikan (pisces), melainkan mamalia. Dolphins Show berlangsung di bangunan besar berbentuk replika bahtera Nabi Nuh berjuluk 'Bahtera Safari'. Kami perhatikan bahwa pengunjung Dolphins Show membludak (pagar bangunan ini harus ditutup karena sudah tidak bisa lagi menampung arus pengunjung yang ingin masuk), beda dengan Sea Lions dan Bird of Prey yang kami saksikan setelahnya yang nota bene tidak terlalu sesak. Saran kami jika Anda ingin menyaksikan Dolphins Show harus datang agak cepat.

Dari Dolphins Show tadinya kami ingin menonton Cowboy Show (jadwal pukul 13.30) yang kebetulan berlokasi tepat di sebelah Bahtera Safari. Tetapi karena pengunjung Cowboy Show juga membludak (hampir seluruh penonton Dolphins Show pindah ke Cowboy Show) dan tujuan utama kami sebenarnya adalah menyaksikan Birds of Prey Show, kami memperkirakan tidak akan sempat pindah dari Cowboy Show (selesai pukul 14.00) ke Birds of Prey yang juga dimulai pukul 14.00, kami memutuskan langsung bergerak agak ke bawah ke Area Birds of Prey Show di depan Area Sea Lions. Memang jadinya agak menunggu sebentar, tapi tidak mengapa. Kami menunggu sambil ngemil pop corn.
Ada hal menarik sebenarnya ketika kami disapa oleh suami-istri Arab dari dalam taxi Silverbird, mereka memberikan 2 gelang Safari Siang berwarna hijau mereka yang dapat digunakan untuk bermain di Arena Permainan. Mungkin karena melihat anak-anak kami tidak mengenakan gelang, sementara mereka sepertinya tidak berminat bermain di Arena Permainan. Kami hanya berucap : "syukran, alhamdulillah."
Namun kemudian kami pun menyadari bahwa niat kami memang hanya menyaksikan animal show, tidak bermain di Arena Permainan bawah lagi. Maka sambil menonton Dolphins Show kami celingukan mencari-cari keluarga dengan 2 anak yang tidak mengenakan gelang Safari Siang. Akhirnya kami pun memberikan 2 gelang tersebut pada 2 anak lainnya yang sebenarnya ingin bermain di Arena Permainan, namun tidak memiliki gelang...

Sebelumnya sebenarnya kami sudah pernah menyaksikan pertunjukan burung pemangsa ini, dan menurut kami ini adalah pertunjukan satwa terbaik. Burung-burung yang tampil masih sama seperti saat sebelumnya kami saksikan, meliputi : enggang/rangkong (hornbill) besar berbobot 5kg, elang, dan burung hantu. Hanya pawang burungnya saja yang sudah berganti dengan pawang yang lebih muda (mungkin regenerasi). Kami menyukai konsep show burung pemangsa ini yang mengingatkan kami pada adegan saat puluhan burung hantu Harry Potter dkk. dari seluruh asrama Hogwarts : Hufflepuff, Ravenclaw, Slytherin, dan Gryffindor berseliweran mengantarkan surat pada masing-masing tuannya. Yah... meskipun jumlah burung pemangsa di show ini tidak sampai puluhan sih, tapi kesannya kira-kira demikian.

Produk-produk ranting inul aneka bunga, detil klik di sini...

Dan... Birds of Prey menjadi pertunjukan terakhir yang kami saksikan. Sekitar pukul 15.00 kami sudah keluar dari area Taman Safari, menuju tempat berikutnya yang masih akan kami kunjungi hari itu, yaitu Restoran Cimory Riverside...

Baca juga :
* Catatan perjalanan tea walk di Riung Gunung Puncak, klik di sini...
* 'Taman Safari' ala Batu Secret Zoo, Jawa Timur Park 2, klik di sini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar