Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Kamis, 21 Juli 2016

De Arca dan De Mata, Museum Asyik di Jogjakarta

Museum De Arca dan De Mata yang terletak di XT Square Gedung Umar Kayam, Jalan Veteran, Umbulharjo, Jogjakarta ini menawarkan konsep museum yang pastinya berbeda dengan stereotip museum pada umumnya yang terkesan kuno dan membosankan. 
Di museum yang buka pukul 10.00-22.00 dan dapat diakses lewat nomor telepon +62-274-380809 ini dijamin kita akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari biasanya.
De Arca disebut pula Statue Art Museum, sedangkan De Mata dikenal sebagai Trick Eye Museum.
Let's check it out...


De Arca
Konsepnya sama dengan Museum Madam Tussaud yang sudah mendunia, De Arca memajang puluhan patung lilin replika tokoh-tokoh terkenal meliputi para pahlawan nasional, tokoh politik Indonesia dan mancanegara, selebritis, superhero, dll. 
Museum full AC ini nyaman, dan luasnya cukup pas dengan jumlah koleksi patung lilinnya sehingga kita tidak merasa bahwa koleksi De Mata terlalu sedikit atau justru terlalu banyak sehingga kita merasa bosan berada di dalamnya. Menurut kami satu jam sudah lebih dari cukup untuk mencermati dan berfoto-foto dengan seluruh isi museum. 
Di dalam museum tersedia toilet yang memadai dan sejumlah kursi untuk duduk jika kita merasa lelah berkeliling. Aktivitas pengunjung di sini tentunya berfoto narsis ria dengan 'para tokoh terkenal' itu...

Tampak luar gedung De Mata (kiri) dan De Arca (kanan)

Kita bisa membeli tiket masuk di mana saja di antara dua gedung itu. Saat kami ke sana, kami masuk ke De Arca dulu sehingga kami membeli tiket di loket De Arca. Kami membeli tiket terusan yang dapat digunakan untuk masuk ke semua museum De Arca dan De Mata. Harga tiket terusan lebih murah dibandingkan membeli tiket per museum. Namun kalau kita memang hanya ingin masuk ke salah satu museum saja, maka cukup membeli tiket masuk ke museum tersebut (kiri). Gate masuk ke De Arca (kanan).

Bagian depan De Arca menyajikan patung lilin pahlawan nasional seperti Tuanku Imam Bonjol, Untung Suropati, dan Proklamator Ir. Soekarno.

Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan W.R Supratman.

Cut Nyak Dhien, RA Kartini, dan masih banyak lagi tokoh pahlawan nasional yang tak dapat kami tampilkan semuanya di sini...

Lionel Messi dan Valentino Rossi mewakili para olahragawan...

Para Superhero The Thing dari Fantastic 4, Rambo, dan Captain Jack Sparrow...

Thor putra Odin, Captain America, Iron Man, dan Hulk...

Black Widow, Terminator, Frodo Baggins, dan Gandalf the Grey...

The Iron Lady Margaret Thatcher, Yasser Arafat, dan Ratu Elizabeth mewakili para tokoh dunia...

Mao Zedong, KH Abdurrahman Wahid, dan Dalai Lama...

Michael Jackson, Tom Cruise, Will Smith, dan Jackie Chan

Taylor Swift, Lady Gaga, Katy Perry, dan si jenius Albert Einstein...

Steve Jobs, Adolf Hitler, Harry Potter, dan favorit kami Mbah Spiderwo (Spiderman-Jowo)....

Para Presiden/Mantan : HM Suharto & Ibu Tien, Prof.BJ Habibie & Ibu Ainun, dan Joko Widodo...


De Mata
Museum trick eye ini menawarkan sensasi efek 3D lewat berbagai pose dan lebih dari 120 latar belakang efek 3D seperti nyata. Di sini kita bisa merasakan seolah berjalan di jembatan kayu tua dengan aliran lahar panas di bawahnya, memancing ikan marlin, atau menerima bunga dari Sri Sultan HB X.
De Mata memliki koleksi gambar 3D bertema alam, olahraga, angka, bintang, super hero, romantis, sirkus, benda-benda, hingga pertunjukan Kraton Jogjakarta. 
Seluruh gambar 3D ini dikemas dalam konsep labirin untuk memaksimalkan kapasitas ruangan dan mencegah rasa jenuh pengunjung ketika berkeliling di dalam museum ini.
Untuk masuk ke De Mata kita harus turun tangga ke lantai bawah gedung. Di sini pun tersedia loket penjualan tiket, tapi karena kami sudah membeli tiket terusan maka tinggal menunjukkan tiket terusan saja ke Mas Penjaga dan kita bisa langsung masuk ke dalam...
Kunci keberhasilan foto yang kita ambil tak melulu dari model yang berpose di depan gambar, tetapi justru lebih banyak dari sudut pengambilan gambarnya. Seringkali kita harus naik tangga untuk mengambil foto yang memang membutuhkan sudut dari atas agar keluar efek 3D-nya. Namun untungnya De Mata telah menyediakan contoh hasil foto sebagai panduan bagi pengunjung pada setiap koleksi gambar mereka.

Contoh efek levitasi (melayang) ditunjukkan oleh 2 foto di atas.

Panjat tebing (kiri); Berjalan memasuki buku  (kanan)


Foto kapal dunia peri dari daun di sebelah kanan atas adalah salah satu favorit kami. 'Kapal' itu sebenarnya hanya 2 potong papan vertikal bergambar daun, kita hanya berpose di antara kedua potong papan. Dengan sudut foto yang tepat 'kedua helai daun' itu tampak layaknya daun yang melengkung membentuk kapal.


De Mata memiliki cukup banyak koleksi gambar 3D bertema pigura seperti Kapal Tumpah (kiri) dan Memancing Marlin (kanan)

Beberapa koleksi trick eye lain bertema pigura, dan muasih banyak lagi lainnya yang tak bisa kami upload semuanya di sini...

Baca juga : Jalan-jalan Lebaran kami ke Waduk gajah Mungkur, klik di sini...

2 komentar: