Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 16 Agustus 2016

Wisata Kota Batu : Museum Angkut

Museum Angkut + Movie Star Studio beralamat di terusan Jl. Sultan Agung, Kota Batu, Malang, tak jauh dari Kompleks Jawa Timur Park 1. Dari Jatim Park 1 kita bisa menumpang shuttle car reguler (mobil biasa, bukan kereta). Museum Angkut merupakan museum transportasi modern pertama di Indonesia dan Asia yang memadukan unsur seni dan budaya dengan konsep edukasi merangkap hiburan di satu lokasi.
Dengan luas areas sekitar 3,8 hektar, Museum Angkut yang diresmikan pada 9 Maret 2014 ini memiliki lebih dari 300 koleksi beragam jenis angkutan mulai tradisional sampai modern. Latar belakang tematik - termasuk replika bangunan/instalasi terkenal - sesuai asal produsen kendaraan turut menunjang kenyamanan dan kekuatan tema yang ingin dihadirkan kepada pengunjung.

Produk Bambu Ulir aneka model, detil klik di sini...
Selain menyajikan koleksi bertema transportasi, tersedia pula Pasar Apung di mana kita bisa bersantai menikmati suasana, hidangan, serta suvenir khas nusantara. Dari Museum Angkut, kita harus melewati replika gerbong kereta api yang lantainya dibuat tidak tetap alias bisa bergoyang-goyang jika kita sedang berjalan di atasnya layaknya gerbong yang sedang berjalan di atas rel. Selama berjalan di dalam gerbong ini kita disuguhi pemandangan buatan di sepanjang kaca gerbong. Disebut Pasar Apung karena suasana di sini mirip dengan pasar apung di Kalimantan, di mana proses jual-beli terjadi di atas perahu yang mengapung di sungai.
Museum angkut yang memiliki jam operasional 12:00-20:00 ini memiliki beberapa pertunjukan terjadwal seperti China Town & Batavia Town (13:00-13:30 WIB), Welcome to Gangster Town (14:00-14:30 WIB), Parade Museum Angkut + Movie Star Studio (17.00 WIB khusus akhir pekan & peak season), Serta 3-Elements Show (19:45 WIB).

Dari pintu masuk, kita akan tiba di Zona Edukasi. Zona ini sangat cocok dikunjungi bersama anak-anak karena mereka akan mendapatkan informasi mengenai sejarah perkembangan transportasi dengan cara yang menyenangkan.

Zona Edukasi tampaknya sengaja didesain agar pengunjung dapat melihat evolusi alat transportasi dari jaman dulu hingga yang lebih modern. Kami cukup surprise melihat sebuah microcar Heinkel Kabine atau disebut juga Heinkel Trojan imut berwarna oranye cerah produksi 1950-an (kiri). Sebuah Ford Model-T yang kali ini tak berwarna hitam (kanan). Ford-T dikenal juga sebagai 'Tin Lizzie' (ingat dong karakter Lizzie - Ford-T 1923 - di film Disney Cars?) atau 'Flivver'. Awalnya Ford-T dipasarkan dalam beberapa pilihan warna, tetapi pada periode 1913-1925 hanya diproduksi dengan 1 warna : hitam. Alasannya ternyata sederhana saja : cat warna hitam ketika itu lebih cepat kering dibanding warna lain.

Lincoln Continental Mark IV 2 pintu yang perkasa produksi Ford 1972-1976 (kiri); pemandangan ke lantai Zona Edukasi dari tangga naik ke lantai 2 (kanan).

Mobil balap Midget thn 1948. Mobil Midget terkenal memiliki rasio tenaga/berat yang tinggi, dan umumnya menggunakan mesin 4 tak dalam trek balapan jarak pendek 4 ~ 40 km (kiri). Roadster Allard J2X merupakan model penyempurnaan dari seri J2 yang telah diluncurkan sejak 1951 (kanan).

Tucuxi atau si Lumba-Lumba, mobil listrik warna merah darah yang sempat terkenal pada akhir 2012 saat dikabarkan akan dikembangkan oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN saat itu. Sayang, dalam uji coba perjalanan pada trek Solo-Surabaya, Tucuxi mengalami kecelakaan akibat rem blong di wilayah Plaosan, Magetan pada Januari 2013. Bagian depan-kanan mobil ini masih tampak ringsek akibat tabrakan tersebut (kiri). Perangko bertema mobil dari Komoro (kanan).

Replika mobil uap James Watt (kiri). Replika sepeda uap (kanan).


Meninggalkan Zona Edukasi, pengunjung akan diarahkan menuju Zona Batavia tempo doeloe. Setting dibangun seolah kita berada di masa Batavia jaman Belanda dengan gedung-gedung berarsitektur kolonial terutama Replika Stasiun Kota.
Beragam alat transportasi mulai andong, becak motor, hingga mobil-mobil yang lebih modern di Zona Sunda Kelapa dipamerkan di sini.
Lagi-lagi sempat surprise ketika di Zona Sunda Kelapa melihat truk Mercy Bagong warna putih yang jaman dulu merajai jalanan Indonesia. Mercy bagong yang memiliki nama asli Mercedes-Benz L-Series ini dilengkapi mesin diesel direct injection 5700cc 6-silinder dengan tenaga max 130 hp. Di Indonesia Mercy Bagong diedarkan dalam 2 seri 1113 dan 1313 dengan kapasitas 7,5 ton, 15, 19 dan 21 ton. Walaupun di Indonesia tentunya batasan kapasitas itu tidak berlaku. Di sini pemandangan Mercy Bagong mengangkut muatan hingga 2x tinggi baknya merupakan pemandangan biasa...


Sang Mercy Bagong putih (kiri). Truk Chevrolet/Dodge biru metalik yang tampil segar (kanan).

Selepas Zona Sunda Kelapa kita masuk ke Zona Jepang yang menurut kami tampak paling kurang menarik dibanding pengaturan koleksi dan background zona lainnya. Ruangan besar ala hanggar yang menampung puluhan mobil dan motor antik ini seharusnya bisa didandani lebih cantik dan menarik. Tampak Datsun 1978 warna putih yang cukup eye catching (kanan).

Beberapa koleksi Zona Gangster dan Broadway : Opel Kapitan 1951 Executive Car (kiri).

Zona Gangster dan Broadway ala Amerika tahun '60-'70an merupakan favorit kami. Zona outdoor ini tampak hidup dengan dekorasi bangunan, jalanan ala Detroit jaman dulu, serta poster-poster teater/bioskop jadul, menguatkan kesan Amrik Jadul kawasan ini. Untuk berfoto-foto selfie pun zona ini menurut kami juara.
Bicara gangster Amerika tentu tak bisa lepas dari sosok Al Capone (Alphonse Gabriel Capone) yang dikenal mengomandoi geng di Chicago pada tahun 1920-an. Berbagai aktivitas haram mulai penyelundupan alkohol ilegal, penyuapan tokoh pemerintah, dan prostitusi dilakoninya, tetapi ia dikenal juga sebagai tokoh masyarakat menyusul donasi amalnya yang juga tak sedikit. Banyak yang menjulukinya Robin Hood modern. Capone dipenjara dengan tuduhan penghindaran pajak hingga bebas bersyarat pada 1939. Ia dikabarkan meninggal pada 1947 (usia 48 tahun) akibat gagal jantung dan stroke.

Museum Angkut memiliki Zona Uni Eropa yang terbagi atas Italia, Prancis, Jerman, dan Inggris (sebelum Brexit tentunya). Zona Italia antara laian memamerkan Alfa Romeo 2600 Touring Spider 1964 merah darah (kiri). Vespa aneka warna (kanan). 

Zona Perancis ditandai oleh model menara eifel indoor yang cantik (kanan), dan belasan mobil Citroen, Simca, Renault, dan Peugeot (kiri).

'Gerbang Mawar' penanda masuk ke Zona Jerman (kanan).

 Zona Jerman memajang koleksi mobil-mobil Volkswagen, Mercedes dan BMW aneka jenis (kiri). Zona Inggris salah satunya memamerkan Morris Mini Cooper 1968 dikemudikan oleh Mr. Bean di atas sofa, adegan epik dari Episode 9 serial Mr. Bean : Do It Yourself Mr. Bean yang rilis 1 Januari 1994. Agak berbeda dari adegan aslinya ketika Mr. Bean mengendarai Mini Cooper legendarisnya yang berwarna kuning dengan kap mesin hitam, Mini Cooper di Museum Angkut ini berwarna putih dengan atap merah (kanan). 

Patung Buckingham Palace Guard setinggi +/- 4,5m di Zona Inggris. Lihat perbandingannya dengan ukuran orang dewasa (kanan). 

Bagian kedua dari Zona Inggris berada di dalam replika Istana Buckingham yang luar biasa detilnya.

Austin Healey 2004 warna merah darah (kiri), dan Rolls Royce krem yang anggun (kanan), masih di Zona Inggris. Tampak di kejauhan bus kota London Double Decker warna merah yang terkenal. 

Pintu keluar Zona Inggris (kiri). Zona Hollywood ditandai oleh patung Hulk raksasa sedang menginjak mobil hingga ringsek. Hulk ini terbuat dari aneka komponen mobil bekas (kanan).  

Terowongan Las Vegas menjadi spot terakhir menjelang pintu keluar. Dari sini pengunjung diarahkan menuju Pasar Apung atau Museum Topeng. Selesailah petualangan menarik di Museum Angkut + Movie Star Studio kita...

Aneka koleksi bunga tabletop, detil klik di sini...

Baca juga :
Jawa Timur Park 1, klik di sini...
Museum Tubuh Jatim Park 1, klik di sini...
Museum Satwa Jatim Park 2, klik di sini...
Batu Secret Zoo Jatim Park 2, klik di sini...
Eco Green Park Jatim Park 2, klik di sini...
Jalan-Jalan ke Bromo, klik di sini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar