Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 16 Agustus 2016

Wisata Kota Batu : Tips Paket Sakti Jatim Park & Alun-Alun Kota Batu

Untuk menuju Kota Batu, rute paling umum adalah transit dari Kota Malang. Jika kita ingin menuju Batu dari luar kota dengan pesawat atau kereta api, maka mau tak mau kita harus menuju Malang terlebih dahulu via Bandara Abdurrachman  Saleh, atau Stasiun Kereta Api Malang. Tetapi jika ingin menuju Batu via bus, mka kita bisa memilih transit dulu ke Terminal Bus AKAP Arjosari di sebelah utara Malang, atau Terminal Bus Landungsari Malang di sebelah barat Malang yang melayani bus AKAP tak sebanyak di Arjosari; atau langsung ke Terminal Bus Kota Batu yang mulai Juni 2016 membuka 3 trayek AKAP dari Bandung via Jogjakarta-Surabaya, Denpasar, dan Mataram.

Tabletop rangkaian bunga aneka model, detil klik di sini...

Bagi pelancong yang tiba di Stasiun Kereta Api Malang dan ingin menuju Batu via angkot, dari depan stasiun tersedia Angkot AL (Arjosari-Landungsari) dan ADL (Arjosari-Dinoyo-Landungsari) yang harus dinaiki untuk menuju Terminal Landungsari terlebih dahulu karena semua angkot yang menuju Batu transit di Landungsari (Batu terletak di sebelah barat laut kota Malang). Dari Landungsari tersedia angkot BL warna ungu muda (Batu-Landungsari) dan BJL warna kuning (Batu-Junrejo-Landungsari). Kurang lebih butuh 30 menit dari Landungsari ke Batu jika tidak macet.
Perlu diperhatikan bahwa angkot BL langsung menuju Terminal Kota Batu via Jl. Pattimura, tidak melewati area Jatim Park 1 atau 2. Sedangkan angkot BJL mengambil rute via Jl. Oro-Oro Ombo yang melewati lokasi Batu Night Spectacular (BNS), dan Jatim Park 2. Kita bisa berhenti tepat di pinggir jalan untuk menuju ke BNS atau Jatim Park 2. Rute BJL juga lewat dekat Predator Fun Park, meski tidak tepat di depan pintu masuknya. Selain via angkot, dari Malang tentu tersedia taksi untuk menuju Batu. 
Di Kota Batu sendiri angkot hanya tersedia hingga sekitar pukul 17:00. Selewat itu hanya beberapa yang kami lihat masih berseliweran di jalan. Ojek tersedia hingga malam, begitu juga taksi (Avanza, meski kalau tidak salah lihat ada Ertiga juga yang dijadikan taksi di sini, CMIIW). Taksi Kota Batu tak banyak yang beredar di jalan raya. Pelanggan harus menelepon pool (0341- 404040) untuk memesan taksi. Untungnya karena di Batu tidak macet, maka hanya dalam 5-10 menit taksi yang kita order sudah akan tiba di pick point yang kita sepakati.

Salah satu paket favorit di Jawa Timur Park adalah Paket Sakti 2 hari yang ketika itu (2016) dijual seharga Rp.300.000/tiket. Paket Sakti itu meng-cover tiket masuk ke 8 spot : Jatim Park 1; Museum Tubuh; Museum Angkut; Batu Secret Zoo; Museum Satwa; Eco Green Park; Batu Night Spectacular; dan Predator Fun Park.
Jam buka spot-spot ini tidak sama, maka kami sarankan untuk merencanakan baik-baik perjalanan Anda agar Anda dapat secara efektif menggunakan waktu 2 hari yang tersedia :

* 08:30-16:30 : Jatim Park 1
* 08:30-16:30 : Museum Tubuh
* 12:00-20:00 : Museum Angkut
* 09:00-17:00 : Eco Green Park
* 10:00-18:00 : Batu Secret Zoo
* 10:00-18:00 : Museum Satwa
* 15:00-23:00 : Batu Night Spectacular
* 08:30-16:30 : Predator Fun Park
Pigura 3D, detil klik di sini...

Sejak awal kami memang tidak berencana masuk ke Predator Fun Park, terutama karena alasan lokasinya yang ada di Junrejo, terpisah agak jauh dibanding 7 spot lainnya. Butuh waktu ekstra datang ke sini. Maka kami fokus ke 7 sisanya saja.
Karena kami datang ke Batu via Jl. Oro-Oro Ombo, maka paling enak langsung ke lokasi Jatim Park 2 yang berisi Eco Green Park, Batu Secret Zoo, dan Museum Satwa. Spot yang buka paling pagi di sini adalah Eco Green Park, so kami membeli tiket Paket Sakti di loket Eco Green Park.
Sebenarnya ada 2 opsi pembelian tiket yaitu langsung di loket seperti kami, atau via online.Ada plus-minusnya. Kami memilih langsung di loket karena hari kedatangan kami bukanlah peak season sehingga tentunya antrian di loket tidak panjang. Kedua karena ketentuan tiket online Jatim Park adalah kita hanya bisa menukar voucher tiket online dengan gelang Paket Sakti di loket yang sudah kita tentukan sebelumnya saat memesan online. Mislanya kita meng-klik Loket Museum Tubuh saat memesan via online, maka mau tak mau kita harus ke loket itu untuk menukar voucher online kita, tidak bisa di loket masuk pada spot yang lain. Pendeknya, harus fix dulu sebelum memesan secara online.

Loket Eco Green Park buka tepat pukul 9 seperti jadwal (kiri); gelang Paket Sakti harus dipakai selama 2 hari masa berlaku agar tidak hangus. Tapi jangan khawatir, gelang ini sepertinya terbuat dari kertas yang tahan air dan cukup ulet/tidak mudah sobek, jadi kita tetap bisa wudhu, mandi, dsb yang berkaitan dengan air tanpa khawatir merusak gelang ini (kanan).

Meski tidak maksimal menikmati seluruh pertunjukan di Eco Green Park, sebaiknya kita sudah pindah ke spot berikutnya sebelum azan zhuhur. Ketika itu kami menuju spot kedua yaitu Jatim Park 1. Pemilik gelang Paket Sakti mendapat fasilitas Mobil Shuttle Gratis ke spot-spot lain menurut urutan close loop : Eco Green Park ke Jatim Park 1 ke Museum Tubuh ke Museum Angkut ke Jatim Park 2 ke Eco Green Park kembali.
Jadwal mobil yang didandani menjadi kereta shuttle menurut informasi staff Eco Green Park adalah setiap 30 menit. Tetapi ketika kami menunggu shuttle ke Jatim Park 1, kami hanya menunggu 10 menit dan shuttle sudah bergerak meski ketika itu hanya kami berlima yang ada di atas shuttle... Butuh sekitar 10 menit saja kereta shuttle bergerak lambat dari kompleks Jatim Park 2 di mana Eco Green Park berada ke kompleks Jatim Park 1. Tidak bisa ngebut memang karena kontur daerah sini naik-turun dan kita melewati pemukiman penduduk.

Lagi-lagi karena waktu yang terbatas, kami tidak sempat menikmati setiap pertunjukan di Jatim Park 1 secara maksimal. Konsep edukasi ala Taman Pintar yang sebenarnya cukup banyak dimiliki oleh Jatim Park 1 kami lewati sekilas saja karena memang agak mirip dengan konsep Taman Pintar atau Museum Iptek Taman Mini yang sudah pernah kami datangi sebelumnya. Kami lebih lama berada di area permainan anak ala Dufan, selain alokasi waktu untuk shalat dan makan siang. Selain itu kami menghabiskan sekitar 1 jam berenang di water park Jatim Park 1. Sekitar pukul 16:30 sore kami sudah selesai di sini, dan siap pindah ke spot berikutnya : Museum Angkut yang memang berada sejalur dengan Jatim Park 1 dan buka sampai malam. Cuaca agak gerimis saat itu, namun tidak masalah karena kami bisa naik shuttle ke Museum Angkut.

Museum Angkut buka sampai pukul 20:00, tidak masalah tiba agak petang di sini. Untungnya meski sempat gerimis, tetapi setelah kami masuk ke dalam cuaca menjadi lebih cerah sehingga kami tetap bisa menikmati pertunjukan outdoor Museum Angkut dengan nyaman. Setelah selesai memutari Museum Angkut, kami pun masuk ke hotel untuk istirahat. Total 3 spot bisa dikunjungi hari itu terhitung mulai pukul 9 pagi hingga sekitar pukul 18:30 petang) meski sekali lagi tidak maksimal karena memang waktuya terbatas. Bagi pengunjung yang mungkin belum pernah melihat pertunjukan sejenis (misalnya Taman Pintar) dengan yang ada di ketiga spot di atas bisa jadi agak kecewa karena dengan Paket Sakti 2 hari memang tidak dapat mencermati satu demi satu pertunjukan dengan detil.

Ranting inul rangkai aneka model, detil klik di sini...
Malam hari bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan ke Pasar Parkiran Jatim Park 1 yang memang tidak jauh dari hotel. Jalan kaki santai tak sampai 10 menit saja, kita sudah tiba di sana. Pasar kuliner ini sejatinya adalah lokasi parkir kendaraan Jatim Park 1 yang pada malam hari disulap menjadi pusat kuliner, meski sebenarnya ada juga pertunjukan Rumah Kaca, 3D Trick Eye, dsb., yang tidak kami masuki karena sebelumnya sudah pernah memasuki pertunjukan senada. Selain itu juga karena kami hanya jalan berdua suami, sementara anak-anak sudah tidur kecapekan di hotel.
Meski hanya area 'sulapan ex Parkiran', tetapi penataan lokasi ini tetap prima dan tidak digarap setengah-setengah. Selain aneka pilihan makanan dan minuman dengan harga sangat reasonable, lokasi ini kami nilai tetap mengedepankan penampilan visual yang menarik bagi pengunjung...

 Suasana Pasar Parkiran Jatima Park 1

Hari kedua kami mulai dengan berkunjung ke Museum Tubuh yang sudah buka pukul 8:30. 1,5 jam sudah cukup untuk memutari seisi museum. Sekitar pukul 10:00 kami naik shuttle ke Jatim Park 2.
Di luar dugaan, Batu Secret Zoo benar-benar marvelous, kami menghabiskan waktu mulai pukul 11 kurang hingga hampir pukul 15:00 di sini. Itu pun sebenarnya waktu yang tersedia kami rasakan masih kurang saking luas dan beranekanya pertunjukan di sini. Tepat setelah keluar dari Batu Secret Zoo kami masuk ke Museum Satwa hingga selesai sekitar pukul 16:30.
Sampai di sini kami sudah mengunjungi 6 spot dari 8 yang bisa pemilik Paket Sakti masuki. Rencana awal sebenarnya kami akan masuk ke Batu Night Spectacular (BNS) yang memang sudah searah dari kompleks Jatim Park 2. BNS berada di Jl. Oro-Oro Ombo pula, sekitar 600m ke selatan. Rencana ini sudah betul karena BNS buka hingga hampir tengah malam, secara durasi waktu sebenarnya masih cukup. Tapi dari hasil ngobrol-ngobrol dengan staf Museum Satwa, menurutnya BNS tidak terlalu berbeda dengan Alun-Alun Batu. Dan juga Alun-Alun Batu juga merupakan landmark Kota Batu yang selayaknya dikunjungi. Berdiskusi singkat dengan suami kami akhirnya memutuskan langsung menuju ke arah Alun-Alun saja, dan membatalkan rencana kunjungan ke BNS. InsyaAllah lain waktu masih sempat datang ke sana... Untunglah saat itu bukan peak season sehingga kami masih bisa book hotel dekat Alun-Alun Kota Batu di last minutes.

Dari gerbang keluar kompleks Jatim Park 2 naik taksi ke daerah Alun-Alun hanya butuh sekitar 10 menit dengan tarif minimal Rp.30.000 (kiri); hotel terdekat dari Alun-Alun menurut informasi yang kami peroleh adalah Baru Inn, hanya 5 menit jalan kaki (kanan).

Beberapa view Alun-Alun Kota Batu yang cantik pada petang yang ketika itu dihiasi gerimis ringan. Kebersihan dan keteraturannya sangat baik sebagai tempat berkumpul dan rileks warga kota. Di sebelah barat Alun-Alun tepatnya Jl. RA Kartini No.6 terdapat Pos Ketan Legenda yang sayang seribu sayang ketika itu sedang tutup. 

Area parkir mobil di sebelah barat Alun-Alun, sekilas sih dapat menampung puluhan mobil (kiri); Masjid Agung An-Nuur di sisi utara Alun-Alun (kanan).

Kapasitas parkir sepeda motor pun cukup banyak tersedia di sisi barat (kiri); berjalan kaki ke Jl. Sudiro di pojok barat daya Alun-Alun dan terus ke selatan terdapat pula sebuah pujasera yang juga memiliki sebuah Pos Ketan (kanan).

Tampak dalam pujasera di Jl. Sudiro yang masih sepi petang itu. Pos Ketan di pujasera ini buka dan tidak ramai sehingga kami cukup bebas mencoba beberapa menu ketan seperti Ketan Bubuk, Ketan Susu Keju, Ketan Kacang, Ketan Keju Mesis, Ketan Campur, Ketan Kicir, dll. (kiri); Pickup oleh-oleh khas Batu murah meriah (kanan).

Sebelum adzan maghrib kami kembali dulu ke hotel untuk mandi dan shalat. Setelah itu kami kembali lagi berjalan-jalan ke Alun-Alun. Suasana masih gerimis ringan, tapi itu tak menjadi penghalang...

Titik landmark Alun-Alun yang sama dengan foto yang kami ambil petang harinya. Pada malam hari tampak lebih menarik dengan lampu aneka warna (kiri); Pandangan ke arah Jl. Agus Salim yang lebih sibuk di sebelah timur AlunAlun (kanan).

 Lampion berbentuk aneka objek mulai dari buah, sayur, hingga singa menginjak bola yang mengingatkan kami pada logo Arema.

Bianglala Alun-Alun Batu berhenti beroperasi sejenak mulai menjelang adzan maghrib hingga selepas isya. Tampak antrian pengunjung mengular menjelang loket bianglala seharga Rp.3000/orang per sekali putaran itu buka selepas isya. Lebih nyaman naik sebelum rehat maghrib sebenarnya karena antrian belum terlalu panjang. Dengan ukuran roda bianglala yang besar dan kecepatan putar yang rendah, butuh sekitar 10menit sekali putaran (kiri); Suasana parkiran motor di Jl. Sudiro pada waktu malam lebih meriah pula oleh lampu aneka warna (kanan).

Arena permainan anak gratis Alun-Alun Kota Batu (kiri).

Alun-Alun Kota Batu sendiri baru direvitalisasi pada bulan Mei 2011 hingga menjadi seperti keadaannya saat ini. Tampaknya Alun-Alun Batu memang didesain untuk sepenuhnya mendukung tagline Batu sebagai salah satu kota wisata andalan di Jawa Timur. 
Yang menarik, Alun-Alun Batu ternyata sangat ramah bagi para non-perokok dengan ditegakkannya larangan merokok di dalam area Alun-Alun. Namun bagi perokok pun tetap disediakan titik-titik area merokok di sisi utara, timur, dan barat. 
Seperti foto kami diatas, terdapat bangunan berbentuk apel dan strawberi di sisi barat laut Alun-Alun. Bangunan strawberi berfungsi sebagai pusat informasi, sedangkan apel merupakan toilet umum. Menarik sekali....

Aneka produk ranting inul rangkai, detil klik  di sini...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar